Legenda Raksaksa - Amungme (Digiwen)


By : beanal sham


     Pada zaman dahulu kala,hiduplah seorang ibu dan dua orang anaknya. Anak pertama adalah anak perempuan yang berumur lima belas (15)tahun,sedangkan adik laki-lakinya berumur sepuluh (10) tahun. Mereka tinggal di sekitar daerah pegunungan nemangkawi yang dikelilinggi oleh hutan yang sangat luas dan di dekat rumah mereka mengalir sungai-sungai kecil yang bersih. Pekerjaan mereka setiap harinya adalah mencari kayu bakar di hutan,memasang jerat kuskus,mencari kodok makan di sungai-sungai kecil,membuka hutan untuk menanam keladi,ubi,sayur,dan lainnya.
Pada suatu hari sang ibu mempersiapkan kayu-kayu kecil yang dapat digunakan sebagai pelita (elal) untuk digunakan malam hari itu saat mencari kodok makan (dae) di daerah hilir satu sungai dekat rumahnya. Di malam harinya ibunya mengatakan kepada kedua anaknya bahwa dia akan mencari kodok sekitar hilir sungai dan ia menyuruh kedua anaknya untuk melihat tanda di suatu daun pohon (pohon ilam), bahwah jika daun pohon itu terbalik berarti dia dalam masalah,sedangkan tidak berarti dia akan balik dengan aman,setelah itu ibunya pergi meninggalkan ke dua anaknya dengan pelita,noken,makanan,dan semua yang dia persiapkan di hari itu.
     
     Keesokan harinya kedua anak itu cepat-cepat keluar dari rumah dan melihat daun pohon itu terbalik yang artinya ibunya sedang ada dalam bahaya, melihat itu adiknya sangat sedih dan menangis lalu kakaknya menenangkan dan menyuruh adiknya untuk bersama-sama mengikuti tempat dimana ibunya pergi,kemudian mereka pun pergi meninggalkan rumahnya ke arah hilir sungai tersebut.
Beberapa jam lamanya mereka mengikuti sungai sambil mencari ibunya, tetapi mereka tidak menemukan apa-apa hingga mereka sampai di suatu tempat di tenga hutan yang sangat luas. Disana terdapat rumah honai yang besar,halaman yang luas,dan kebun yang luas ditanami berbagai umbi-umbian,sayur,pisang,tebu,keladi,dan tanaman lainnya. Melihat itu mereka sangat heran dan langsung menuju ke tempat itu dengan takut,kemudian mereka ketemu dengan seorang raksasa (dutume) yang sedang memotong kayu bakar,lalu mereka dipersilahkan untuk tinggal di rumahnya. Sesampai di rumah,raksasa itu menyuruh adik laki-laki dari perempuan itu untuk tinggal dan tidur di bawah kolom rumah (inang ogon) sedangkan kakaknya di dalam rumah (honai) dengan dia.
     
     Pada sore harinya adik laki-laki tersebut membereskan tempat tinggalnya kemudian membuat api dan masak keladi untuk makan hingga malam pun tiba lalu ia pun tidur setelah makan, sedangkan kakak perempuannya masak dan makan di honai dengan raksasa. Pada saat masak keladi di honai perempuan itu sangat kaget melihat tetes darah yang berasal dari tempat pengeringkan kayu bakar di atas tungku api dalam honai (kamang) yang menetes di kepalanya,setelah raksasa tidur ia menuju ke sumber darah itu dan melihat ibunya sudah mati dibunuh dan disembunyikan diatas kamang tersebut.
Keesokan harinya raksasa itu menyuruh mereka dua untuk mengambil sayur,keladi,dan semua kebutuhan lainya untuk barapen. Di kebun sambil mempersiapkan semua itu kakaknya menceritakan kejadian yang dia alami dan lihat kepada adiknya, kemudian dengan terpaksa dan berat hati mereka barapen dan makan hingga sore. Setelah makan dan kenyang raksasa sangat haus dan menyuruh anak laki-laki itu untuk pergi ke sumber air yang agak jauh dari honai untuk membawakannya air untuk minum.
Sesampai di sumber air anak itu langsung memanjat pohon yang sangat besar dan tinggi di dekat sumber air itu kemudia ia membuat tempat tinggal diatas dan tidur disana karena kenyang. Sudah lama raksasa itu haus tapi anak itu belum juga muncul lalu ia sangat marah dan menuju ke sumber air menyusul anak itu,tetapi ia tidak melihat anak itu hingga malam lalu ia balik ke rumahnya dengan marah.
     
     Besoknya raksasa itu membawah panah dan anjing pemburuh menuju ke daerah sumber air untuk mencari anak itu dan membunuhnya ,sesampai disana anak itu berteriak dari atas pohon bawah ia diatas lalu raksasa itu menyuruhnya untuk segerah turun,tetapi dia tidak mau turun juga. Raksasa itu sangat marah lalu menancapkan semua anak panahnya mengelilingi pohon itu dan mengikat anjing itu di sana agar anak itu jatuh dan tertikam anak panah serta dimakan anjing,setelah itu raksasa pun memanjat pohon tersebut. Sekian lama memanjat akhirnya ia hampir sampai diatas tetapi,ia sangat kelelahan dan meminta tolong kepada anak itu untuk datang menolongnya,kemudian anak itu menurunkan tangan dari atas pegang dan menarik tangannya dari atas dan cepat-cepat melepaskannya tepat dengan semua anak panah yang ditancapkan di bawah dan anjing yang ia ikat dibawah ,akhirnya raksaksa itu mati oleh jeratnya sendiri. Anak itu pun pergi ke kakaknya dan menceritakan kejadian itu kemudian mereka berpelukan,menangis dan membawa mayat ibunya lalu menguburkannya di halaman depan rumah mereka dan tinggalah kakak beradik itu dangan aman disana,sambil menikmati semua kebutuhan yang disediakan alam Papua disana.

Terima kasih,sudah membaca dongeng ini. Mohon maaf jika salah penulisan kata/kalimat. Dongeng ini adalah salah satu dongeng yang diceritakan mama saya pada saat saya masih kecil di desa kecil AROANOP,Tembagapura Papua. Amolongo


Komentar

  1. mantap sekali abang ceritanya

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. anak ceritanya, andalan.....
    hahah kayanya masih ada sambungnya, kalau mau ceritakan sambunganya datang ke tongmabera pusat ceritanya.....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arwanop

STORY OF MY LIFE